Mengenai Saya

Jakarta, Indonesia
Alamat Jl. Kayu Jati Raya Rawamangun e-mail: manperda@gmail.com Jakarta Timur Blog ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah APLIKOM. Apa yang kami tampilkan dalam blog ini hanya untuk sarana belajar. Kami tidak benar-benar menerima order apapun dari pengunjung blog. Terimakasih

Kamis, 22 Juli 2010

Budaya Tattoo




Sering kali masyarakat menyalah artikan tentang tato dan piercing. Kebanyakan masyarakat saat ini merasa bahwa tato dan piercing adalah hal yang pantas untuk ditentang dan dihindari serta para orang bertato dan bertindik atau yang biasa disebut kolektor ini pun mendapat image yang negative dari masyarakat. Padahal sejarah tato dan piercing yang pada kenyataannya adalah kebudayaan lama masyarakat dunia bahkan di Indonesia sendiri kepada para masyarakat.

Memang bukti-bukti sejarah tato ini kurang begitu jelas, namun para ahli mengambil kesimpulan bahwa seni tato sudah ada sejak 12.000 tahun SM. Jaman dulu tato digunakan untuk semacam ritual bagi suku-suku kuno seperti Maori, Inca, Ainu, Polynesians, dan lain-lain. Konon menurut sejarahnya, tato pada awalnya ditemukan di Mesir pada waktu pembangunan The Great Pyramids. Dan kemudian orang-orang Mesir memperluas kerajaan mereka dikuti dengan menyebarnya seni tato. Perkembangan peradaban dari Crete, Yunani, Persia, dan Arabia semakin memperluas bentuk seni tersebut. sekitar tahun 2000 SM, seni tato menyebar ke Tiongkok. Dan kata tato sendiri berasal dari bahasa Tahitian yaitu “tutu”, yang berarti “tanda/menandakan sesuatu”.

Di Indonesia sendiri acap kali para pencinta tato ini menjadi kaum marjinal. Apalagi ketika jaman Orde Baru dan munculnya PETRUS (Penembak Misterius) yang memburu orang bertato. Saat itu orang yang bertato dianggap sebagai preman, criminal, penjahat, dan sebagainya. Sehingga waktu itu banyak orang yang bertato ingin menghapus seluruh tato yang ada ditubuhnya agar terhindar dari Petrus.

Namun dalam perkembangannya sampai saat ini stigma masyarakat tersebut mulai berkurang, meskipun masih ada. Tato mulai dianggap sebagai fesyen, karena tato bisa mempercantik dan menambah rasa percaya diri seseorang atau sebagai aksesoris tubuh. Komunitas tato dan piercing juga mulai banyak. Ditambah lagi dengan maraknya studio-studio tato dan di piercing di beberapa kota besar seperti Bali, Jakarta, Bandung, dan Jogjakarta.

Tato adalah bagian dari seni, bukan lagi untuk dunia kekerasan dan kriminalitas. Tato sebuah ajang ekspresi seseorang, baik si artist (pembuat tato) atau pecinta tato sendiri. Layaknya lukisan, tato sendiri mempunyai makna dibalik sebuah gambarnya. Dan adalah tugas para pecinta tato dan piercing untuk membuat
dan mempertahankan image postif di kalangan masyarakat.

dikutip dari: http://www.magicwave.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar